Prosedur Dan Rehabilitasi Setelah Amputasi

Prosedur Dan Rehabilitasi Setelah Amputasi – Ada lebih dari satu juta masalah amputasi, atau kehilangan bagian tubuh, tiap-tiap tahunnya di seluruh dunia. Hal ini berarti bahwa satu orang kehilangan bagian tubuh mereka tiap-tiap 30 detik. Amputasi adalah prosedur menghilangkan seluruh atau sebagian dari tangan atau kaki. Lalu, apa penyebab dan bagaimana prosedur pelaksanaannya? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Apa penyebab harus merintis amputasi?
amputasi dan nyeri phantom pain

Amputasi adalah prosedur medis yang kebanyakan terpaksa harus dijalankan akibat cedera, penyakit, atau operasi. Bahkan, tersedia pula yang harus menjalaninya dikarenakan kondisi bawaan lahir.

Beberapa penyebab umum kehilangan bagian tubuh lewat amputasi, termasuk:

Kondisi kebugaran yang tak terkontrol, seperti diabetes dan aterosklerosis yang sebabkan masalah pada sirkulasi darah.
Trauma atau cedera benar-benar pada bagian tubuh yang berjalan dikarenakan kecelakaan selanjutnya lintas atau pertempuran militer.
Kanker yang terkandung pada bagian tubuh tertentu dan berpotensi mengakibatkan masalah kebugaran yang memadai serius.
Cacat lahir pada bagian tubuh atau nyeri yang tak kunjung hilang.
Jika tidak terlampau parah, amputasi dapat berjalan cuma pada jari tangan atau kaki. Kondisi berikut kebanyakan data sdy disebut sebagai amputasi minor. Sementara, amputasi mayor adalah prosedur yang menghilangkan seluruh bagian tangan atau kaki.

Prosedur Dan Rehabilitasi Setelah Amputasi

Jenis amputasi yang akan dokter lakukan terlampau bergantung pada kondisi kebugaran pasien. Jika suplai darah terlampau terbatas, bisa saja pasien harus lakukan amputasi mayor untuk dapat sembuh dari kondisi tersebut.

Pemeriksaan sebelum saat merintis amputasi
Umumnya, sebelum saat merintis amputasi, pasien akan merintis pemeriksaan terutama dahulu bersama bersama ahli medis profesional. Namun, jikalau kondisi udah tidak memungkinkan, amputasi bisa saja akan segera dijalankan tanpa pemeriksaan terutama dahulu.

Pada tahap pemeriksaan ini, dokter akan memeriksa style amputasi yang paling sesuai bersama kondisi pasien. Biasanya, pasien akan merintis pemeriksaan fisik, juga standing gizi, faedah usus dan kandung kemih, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan.

Tak cuma itu, dokter juga akan memeriksa kondisi dan faedah dari kaki atau tangan pasien yang tetap sehat. Dokter harus lakukan perihal berikut dikarenakan kala lakukan amputasi kepada tidak benar satu tangan atau kaki, bagian kaki dan tangan yang tetap sehat akan merasakan ketegangan.

Tak cuma pemeriksaan fisik, pasien juga harus lakukan pemeriksaan psikologis untuk tahu bagaimana kondisi kebugaran mental pasien kala tahu harus merintis amputasi.

Bahkan, ahli medis profesional juga akan lakukan pemeriksaan pada lingkungan pasien, juga kondisi di rumah, tempat kerja, dan lingkungan sosial lainnya.

Risiko merintis prosedur amputasi
Sebelum merintis prosedur ini, pasien harus tahu apa saja risiko yang bisa saja terjadi. Berikut adalah sebagian risiko yang bisa saja pasien alami:

1. Perdarahan dan infeksi
Infeksi dan perdarahan adalah risiko yang tetap mengikuti beraneka prosedur operasi. Tim operasi tentu akan menghentikan segala perdarahan yang berjalan kala pasien tetap berada di ruang operasi.

Untuk pencegahan infeksi, ahli medis kebanyakan akan memberi tambahan antibiotik dan bersihkan kulit pasien terutama dahulu mengfungsikan cairan antibiotik. Meski demikian, kadang waktu pasien tetap mengalami infeksi dan harus mendapatkan perawatan.

2. Luka operasi yang tak kunjung sembuh
Biasanya, meski udah selesai merintis amputasi, tersedia bisa saja luka operasi tidak segera pulih. Biasanya, perihal ini berjalan dikarenakan aliran darah yang tersumbat atau infeksi.

Oleh dikarenakan itu, tim operasi akan tetap memonitor bekas jahitan luka untuk menegaskan sistem pemulihan berjalan bersama baik. Tak cuma itu, ahli medis juga akan menegaskan tersedia atau tidaknya risiko infeksi.

3. Penggumpalan darah
Pasien bisa saja akan mengalami penggumpalan darah pada tempat yang mengalami amputasi, contohnya kaki. data hk Hal ini bisa saja berjalan dikarenakan kurangnya mobilitas atau pergerakan sehabis merintis operasi.

Untuk menangani kondisi tersebut, ahli medis kebanyakan akan memberi tambahan obat pengecer darah bersama dosis tertentu. Tujuannya, untuk membantu kurangi darah yang menggumpal supaya aliran darah jadi lancar.

Persiapan sebelum saat merintis amputasi
Setelah merintis pemeriksaan, kini waktunya pasien untuk bersiap menghadapi prosedur amputasi. Oleh dikarenakan itu, mutlak untuk lakukan persiapan terutama dahulu.

Nah, pada mulanya pasien harus berikan tahukan kepada ahli medis tentang sebagian hal, seperti:

Penggunaan obat, suplemen, obat herbal yang pasien mengonsumsi tanpa resep dokter.
Konsumsi alkohol.
Beberapa hari sebelum saat merintis prosedur amputasi, dokter bisa saja akan menghendaki pasien untuk berhenti mengonsumsi aspirin, ibuprofen, warfarin, dan beraneka obat lain yang dapat sebabkan darah susah membeku.

Biasanya, sebelum saat merintis prosedur amputasi, dokter atau para ahli akan menghendaki pasien untuk tidak makan dan minum sepanjang 8-12 jam sebelumnya.

Bagi penderita diabetes yang terpaksa harus merintis prosedur ini, tetaplah terapkan pola makan sehat dan minum obat seperti biasa hingga hari operasi.

Tak lupa, pasien juga harus mempersiapkan kondisi rumahnya untuk ditinggali sehabis merintis amputasi. Setidaknya, tempat tinggal harus di dalam kondisi safe dan nyaman supaya pasien tidak harus jadi kesulitan.

Sebaiknya, pasien harus memintakan dukungan kepada orang terdekat, misalnya keluarga, teman, atau tetangga, yang misalnya bersedia membantu dan menemani sehabis merintis prosedur tersebut. Hal ini penting, terutama bagi pasien yang tinggal sendiri.

Prosedur amputasi
Prosedur amputasi di mulai bersama dukungan anestesi lokal atau anestesi epidural kepada pasien. Setelah itu, dokter akan menghilangkan bagian tubuh yang sebenarnya bermasalah.

Jika pengangkatan bagian gerak berikut udah berhasil, dokter kebanyakan akan lakukan sebagian teknik tambahan untuk menaikkan faedah dari bagian tubuh yang tersisa dan kurangi risiko komplikasi.

Hal ini juga memotong atau menghilangkan tulang pada bagian kaki atau tangan yang tersisa. Tujuannya, supaya tulang berikut segera tertutup oleh jaringan lunak dan otot di sekitarnya.

Lalu, dokter ahli bedah akan menjahit otot ke sisa tulang berikut untuk membantu supaya bagian tubuh yang tersisa tetap tetap kuat. Setelah prosedur amputasi ini, dokter akan menutup luka berikut bersama jahitan.

Setelah itu, dokter akan mengfungsikan perban untuk menutup jahitan tersebut. Pasien harus mengfungsikan perban berikut sepanjang sebagian hari untuk kurangi risiko infeksi.

Updated: Maret 29, 2022 — 9:53 pm