Anak Pertama Biasanya Lebih Pintar Dari Adik-Adiknya

Anak Pertama Biasanya Lebih Pintar Dari Adik-Adiknya – Sebagai anak pertama Anda barangkali tengah senyam-senyum sendiri memandang judul di atas. Namun bagi yang terlahir sebagai adik — atau malah, anak bungsu — Anda barangkali bersikeras menampik pernyataan ini. Padahal, ini tersedia benarnya, lho! Menurut sebuah penelitian di Inggris, anak-anak sulung memang benar lebih pandai daripada saudara kandungnya yang lain. Wah, kenapa, ya?

Anak sulung lebih pandai berasal dari adik-adiknya gara-gara perbedaan pola asuh orangtua
Tim peneliti berasal dari Universitas Edinburgh di Inggris menyimpulkan bahwa anak pertama di sebuah keluarga mempunyai skor Intelligence Quotient (IQ) yang lebih tinggi daripada adik-adiknya. Tapi kecerdasan ini bukan gara-gara mereka kuras bersih semua gen berkualitas berasal dari orangtua mereka, namun lebih sebagai hasil berasal dari limpahan perhatian dan pertolongan emosional yang mereka terima tanpa henti berasal dari kedua orangtua data sdy sepanjang jaman tumbuh kembang — sesuatu yang belum pasti dialami sama baiknya oleh adik-adik mereka.

Namun bukan bermakna orangtua jadi cuek di dalam mendidik anak-anak lainnya, lho! Terlepas berasal dari urutan kelahiran, tiap-tiap anak mampu (dan berhak) terima porsi pertolongan emosional yang sama besar berasal dari kedua orangtuanya, namun temuan ini di dalam lebih dari satu aspek masuk akal karena, anak-anak sulung memang terima lebih banyak kegunaan berasal dari menggunakan lebih banyak waktu berkualitas bersama kedua orangtua tanpa perhatian yang terbagi sedikitpun.

Anak Pertama Biasanya Lebih Pintar Dari Adik-Adiknya

Dengan satu anak, orangtua mempunyai lebih banyak waktu yang tersedia untuk mendukung pertumbuhan mental anak (yang masih) semata wayangnya peranan membekali mereka bersama kematangan cara berpikir serta cara mereka memecahkan masalah, dibandingkan saat tempat tinggal udah dipenuhi oleh dua anak atau lebih.

Memahami dan menyelaraskan diri bersama kesejahteraan mental anak sejak dini mendukung otaknya berkembang lebih matang gara-gara saraf di otak dibangun lewat koneksi sosial dan bahasa, ungkap Daniel J. Siegel, MD, direktur Center for Human Development di UCLA School of Medicine dilansir berasal dari WebMD. Ini gara-gara ketertarikan anak untuk terasa studi di usia dini seringnya termotivasi oleh interaksi dekat. Anak-anak jadi tertarik untuk studi gara-gara menjunjung sistem studi berikut bersama orang-orang yang peduli.

Anak pertama lebih cerdas dan kreatif gara-gara dituntut untuk mampu mendidik adiknya
Peneliti berasal dari University of Edinburgh melaporkan bahwa, berdasarkan penjelasan sebelumnya, kakak tertua lebih barangkali untuk mempunyai skor IQ yang lebih tinggi daripada adik-adiknya. Anak-anak pertama termasuk dilaporkan condong mempunyai kosakata yang lebih kaya. Sementara itu, anak kedua dan seterusnya condong lebih kurang kreatif dan tidak begitu menyukai sastra atau literatur serta musik, ungkap peneliti, yang disebabkan berasal dari ketimpangan waktu dan perhatian yang dicurahkan oleh orangtua. Ini yang barangkali mempengaruhi potensi kecerdasan tiap-tiap anak.

Anak Pertama Biasanya Lebih Pintar Dari Adik-Adiknya

Di sisi lain, menurut studi lain asal Jerman gabungan berasal dari University of Mainz dan Leipzig University, kecerdasan anak pertama condong berkembang lebih cepat gara-gara mereka mampu (dan seringnya termasuk dituntut untuk) mengajari adik-adiknya tentang dunia sekitar. Untuk mampu mengajarkan orang lain, seseorang dituntut untuk mempunyai pemahaman kognitif yang lebih tinggi — anak pertama wajib menggali pengetahuan yang udah pernah mereka mampu pada mulanya dan mengolahnya, untuk sesudah itu mampu dijelaskan kepada adik-adiknya bersama cara yang mudah dimengerti. Ini, menurut peneliti, mampu jadi semangat kuat bagi potensi kecerdasan terhadap anak pertama.

Tapi tak semua anak pertama pasti bakal lebih cerdas berasal dari adik-adiknya
Anak pertama wajib bangga mendengar kabar baik di atas, namun ini sesudah itu tak menjadikan Anda bertinggi hati. Pasalnya, peneliti mengedepankan bahwa temuan mereka hanya berupa uraian besar dan barangkali tidak bakal berlaku sama bagi tiap-tiap keadaan keluarga yang berbeda. Bahkan, penelitian lain perlihatkan bahwa korelasi antara anak kelahiran pertama dan kecerdasan tinggi dirasa berlebihan. Sebagai contoh, sebuah studi tahun 2015 memandang kepribadian dan kecerdasan 377 ribu siswa SMA mendapatkan perbedaan yang mencolok.

Misalnya, walaupun anak-anak sulung condong perlihatkan skor IQ yang lebih tinggi daripada adik-adik mereka, perbedaan rata-ratanya hanya lebih kurang satu poin. Hal yang sama termasuk berlaku bersama perbedaan kepribadian. Studi ini mendapatkan bahwa walaupun anak-anak sulung condong lebih ekstrovert, menyenangkan, teliti, dan lebih matang berasal dari adik-adik mereka, perbedaan ini terlampau kecil. Karakteristik kepribadian, kestabilan emosi, keramahan, kesadaran emosional, dan imajinasi tidak terbujuk oleh urutan kelahiran anak.

Selain genetik dan kasih sayang, tersedia lebih dari satu jaminan cara untuk mengembangkan kecerdasan anak — tak pikirkan anak pertama, kedua, ketiga, atau seterusnya. Dengan pemenuhan gizi ibu hamil yang baik serta gizi anak sepanjang tumbuh kembangnya, pertolongan berasal dari racun dan polutan, dan keseimbangan antara aktivitas studi dan bermain serta olahraga, tiap-tiap orangtua mampu mempunyai anak yang cerdas.

Updated: Maret 31, 2022 — 12:34 am